Kamis, 19 Juli 2012

terima kasih do'anya, alhamdulillah terkabul


“kakak......” menatap seseorang yang sedari tadi mengelus lembut kepalanya.
“iya adek sayang” menatap wajah lugu seseorang yang sangat dia sayanginya.
“........” membuang muka. Diam seribu bahasa.
“ada apa adikku?” masih mengelus lembut kepalanya.
“........” hanya menggelengkan kepala, lalu membalik dan memeluk tubuh seseorang yang selalu melindunginya itu.
“.........” tersenyum, masih mengelus lembut kepalanya.
“adek sayang kakak” sambil mempererat pelukan itu, tenggelam dalam rasa kasih sayang yang selelu mengalir.
“kakak juga sayang adik kakak yang manis ini” mencubit pipi yang merah merona itu, lalu memeluk erat tubuh mungil itu.

#

Aku terbangun dari mimpi indahku.
Kuambil ponsel butut yang selalu menemaniku melewati hari demi hari.
Beberapa kali kutekan tombol-tombol keypad, menulis pesan lalu mengirimnya.
Dalam sepinya malam kucoba tidur kembali, ditemani suara rintik hujan.
Tenggelam dalam pelukan kasih sayang.
Meski raga kami terpisah.
Meski dia dalam “petualangan”nya.
Namun aku masih merasakan dirinya dalam diriku.

#

Gadis itu terbangun.
Beberapa kali mengedipkan matanya yang sipit nan indah itu.
Berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya di kamarnya.
Segera dengan segala upaya, akhirnya dia menemukannya.
Sebuah alat komunikasi yang menghubungkannya dengan seseorang di seberang sana.
“cepat sembuh ya, kak. Adek sayang kakak” sebuah pesan, dari seseorang di seberang sana.
Disertai simbol kecupan tanda sayang yang ditujukan ke keningnya.
Diletakkannya punggung tangannya di dahi dan lehernya.
Tak lupa dia memeriksa suhu tubuhnya dengan cara melintangkan jari di depan hidungnya.
Dia mengulum senyumnya.
Lalu menekan tombol-tombol di ponselnya.
Menulis sebuah pesan lalu mengirimnya.
Kemudian kembali tertidur dengan senyum yang terkembang di wajahnya.

#

“terima kasih do’anya, adik sayang. Alhamdulillah terkabul J



by: Fatimah Rahayu (Selasa, 7 Juli 2012 23:04)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar