“kakak......”
menatap seseorang yang sedari tadi mengelus lembut kepalanya.
“iya adek
sayang” menatap wajah lugu seseorang yang sangat dia sayanginya.
“........”
membuang muka. Diam seribu bahasa.
“ada apa
adikku?” masih mengelus lembut kepalanya.
“........”
hanya menggelengkan kepala, lalu membalik dan memeluk tubuh seseorang yang
selalu melindunginya itu.
“.........”
tersenyum, masih mengelus lembut kepalanya.
“adek
sayang kakak” sambil mempererat pelukan itu, tenggelam dalam rasa kasih sayang
yang selelu mengalir.
“kakak juga
sayang adik kakak yang manis ini” mencubit pipi yang merah merona itu, lalu
memeluk erat tubuh mungil itu.
#
Aku
terbangun dari mimpi indahku.
Kuambil
ponsel butut yang selalu menemaniku melewati hari demi hari.
Beberapa
kali kutekan tombol-tombol keypad, menulis pesan lalu mengirimnya.
Dalam sepinya
malam kucoba tidur kembali, ditemani suara rintik hujan.
Tenggelam
dalam pelukan kasih sayang.
Meski raga
kami terpisah.
Meski dia
dalam “petualangan”nya.
Namun aku
masih merasakan dirinya dalam diriku.
#
Gadis itu
terbangun.
Beberapa
kali mengedipkan matanya yang sipit nan indah itu.
Berusaha
menyesuaikan matanya dengan cahaya di kamarnya.
Segera
dengan segala upaya, akhirnya dia menemukannya.
Sebuah alat
komunikasi yang menghubungkannya dengan seseorang di seberang sana.
“cepat
sembuh ya, kak. Adek sayang kakak” sebuah pesan, dari seseorang di seberang
sana.
Disertai simbol
kecupan tanda sayang yang ditujukan ke keningnya.
Diletakkannya
punggung tangannya di dahi dan lehernya.
Tak lupa
dia memeriksa suhu tubuhnya dengan cara melintangkan jari di depan hidungnya.
Dia
mengulum senyumnya.
Lalu
menekan tombol-tombol di ponselnya.
Menulis
sebuah pesan lalu mengirimnya.
Kemudian
kembali tertidur dengan senyum yang terkembang di wajahnya.
#
“terima
kasih do’anya, adik sayang. Alhamdulillah terkabul J”
by: Fatimah Rahayu (Selasa, 7 Juli 2012 23:04)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar